Flu burung: gejala, penularan & pencegahannya!
Flu burung: gejala, penularan & pencegahannya!
Tjandra Yoga Aditama, Bagian Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FKUI dan RS Persahabatan Jakarta, Sumber : Kompas.com
Masyarakat kini ramai membicarakan flu burung yang telah nyata-nyata
menyerang manusia di negeri kita.Masyarakat tampaknya khawatir apakah
penyakit ini dapat merebak luas pada manusia lainnya?
Berikut akan disampaikan gambaran terjadinya flu burung pada manusia: gejala, cara diagnosisnya, penanganan, dan pencegahannya.
GEJALA
Gejala flu burung pada dasarnya sama dengan flu biasa. Laporan dari
kasus yang terjadi tahun 1999 menunjukkan adanya variasi gejala berupa:
* Demam sekitar 39 derajat Celsius
* Batuk
* Lemas
* Sakit tenggorokan
* Sakit kepala
* Tidak nafsu makan
* Muntah
* Nyeri perut
* Nyeri sendi
* Diare
* Infeksi selaput mata (conjunctivitis)
* Dalam keadaan memburuk, terjadi severe respiratory distress, yakni
sesak napas hebat, kadar oksigen rendah sementara kadar karbondioksida
meningkat. Ini terjadi karena infeksi flu menyebar ke paru-paru dan
menimbulkan radang paru-paru (pneumonia)
Pengalaman tahun 1997 di Hongkong juga menunjukkan gejala: demam, batuk pilek, sakit tenggorokan, muntah, dan keluhan pusing.
Namun, data dari
Vietnam
di tahun 2004 menunjukkan gejala berbeda. Pasien tidak mengeluh sakit
tenggorokan atau pilek. Juga tak ada keluhan radang selaput mata.
Separuh pasien malah menderita diare dengan tinja yang cair.
FAKTOR RISIKO
Setelah mengenali gejalanya, biasanya akan dicari informasi mendalam
tentang faktor risiko yang ada: Apakah yang bersangkutan bekerja di
peternakan atau habis berkunjung ke pasar ayam dan lain-lain. Juga akan
ditanya penyakit-penyakit lain yang mungkin akan memperburuk keadaan,
seperti penyakit paru atau jantung, adanya riwayat alergi, dan
sebagainya. Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat
langsung keadaan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium dan
juga rontgen dada untuk melihat ada tidaknya gambaran pneumonia.
PENULARAN
Penularan dari unggas ke manusia terjadi lewat kontak air liur dan
kotoran unggas. Kontak itu terjadi lewat sentuhan langsung atau juga
melalui kendaraan yang mengangkut hewan-hewan itu. Juga termasuk
kandang, alat-alat peternakan, pakan ternak, pakaian, sepatu para
peternak.
Unggas yang sudah dimasak tidak akan menularkan flu burung ke manusia
sebab virus itu akan mati dengan pemanasan 80 derajat lebih dari satu
menit. Selama ini kita selalu menggoreng ayam dengan suhu di atas 80
derajat dan lebih dari satu menit. Jadi pasti aman.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada dasarnya dilakukan untuk menilai keadaan kesehatan pasien dan juga
untuk mendeteksi bakteri/virus apa yang menyerang pasien tersebut.
Pemeriksaan untuk menilai keadaan kesehatan antara lain dengan menilai
kadar leukosit, fungsi hati, fungsi ginjal, dan yang penting juga
Analisis gas darah arteri.
Pada pemeriksaan ini, antara lain, akan dapat diketahui berapa kadar
oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) di darah pasien. Kalau oksigennya
rendah, nilai normalnya berkisar 85-95 mmHg, dan atau karbondioksidanya
tinggi, nilai normalnya 35-45 mmHg, maka dapat terjadi keadaan gawat
napas. Dari data yang ada, sebagian besar pasien flu burung meninggal
karena gawat napas
Akut ini.
Upaya menemukan virus flu burung dapat dilakukan dengan pemeriksaan
serologi untuk menilai respons antigen antibodi dan atau mengisolasi
virusnya sendiri. Pada kasus flu burung juga dapat dijumpai peningkatan
titer netralisasi antibodi dan dapat pula dilakukan analisis antigenik
dan genetik, antara lain untuk mengetahui apakah sudah ada mutasi dari
virus tersebut.
Kedua pasien di Hongkong (tahun 1999) menjalani pemeriksaan ELISA (enzyme link immuno sorbent assay), cairan saluran
Hidung
tenggorok. Ternyata positif influenza A. Pada kedua kasus ini juga
dilakukan kultur pada cairan saluran hidung tenggorok yang menunjukkan
positif influenza A (H9N2).
Pada kasus yang terjadi di Hongkong (tahun 1997), diagnosis infeksi
virus H5N1 dipastikan dengan ditemukannya virus. Lokasi diisolasinya
virus ini ada pada usap tenggorok, cairan yang diisap dari trakea,
Aspirat
saluran hidung tenggorok, dan ada pula virus yang ditemukan dari cairan
bronko alveolar yang didapat dengan pemeriksaan bronkoskopi (memasukkan
alat ini ke paru pasien).
OBAT YANG DIBERIKAN
Obat yang diberikan dapat bersifat simtomatik, sesuai dengan gejala yang
ada. Bila batuk, pasien dapat diberi obat batuk; kalau sesak dapat
diberi obat jenid bronkodilator untuk melebarkan saluran napas yang
menyempit. Selain itu, dapat pula diberikan obat antivirus seperti
amantadine dan oseltamivire. Kalau keadaan pasien terus memburuk, bukan
tidak mungkin perlu dipasang alat ventilator untuk membantu
pernapasannya.
PENCEGAHAN
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, secara umum prinsip-prinsip kerja yang higienis, seperti:
* Mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri -merupakan upaya
yang harus dilakukan oleh mereka yang kontak dengan binatang, baik dalam
keadaan mati, apalagi ketika hidup.
* Karena telur juga dapat tertular, maka penanganan kulit telur dan telur mentah perlu dapat perhatian pula.
* Daging unggas harus dimasak sampai suhu 70 derajat C atau 80 derajat C
selama sedikitnya satu menit. Kalau kita menggoreng atau merebus ayam
di dapur, tentu lebih dari itu suhu dan lamanya memasak. Artinya, sejauh
ini bukti ilmiah yang ada mengatakan bahwa aman mengonsumsi ayam dan
unggas lainnya asal telah dimasak dengan baik.
* Pola hidup sehat. Secara umum pencegahan flu adalah menjaga daya tahan
tubuh dengan makan seimbang dan bergizi, istirahat dan olahraga
teratur. Jangan lupa sering mencuci tangan. Pasien influenza dianjurkan
banyak istirahat, banyak minum dan makan bergizi.
Khusus untuk pekerja peternakan dan pemotongan hewan ada beberapa
Anjuran WHO yang dapat dilakukan:
* Semua orang yang kontak dengan binatang yang telah terinfeksi harus
sering-sering mencuci tangan dengan sabun. Mereka yang langsung memegang
dan membawa binatang yang sakit sebaiknya menggunakan desinfektan untuk
membersihkan tangannya.
* Mereka yang memegang, membunuh, dan membawa atau memindahkan unggas
yang sakit dan atau mati karena flu burung seyogianya melengkapi diri
dengan baju pelindung, sarung tangan karet, masker, kacamata google, dan
juga sepatu bot.
* Ruangan kandang perlu selalu dibersihkan dengan prosedur yang
Baku dan memerhatikan faktor keamanan petugas.
* Pekerja peternakan, pemotongan, dan keluarganya perlu diberi tahu
untuk melaporkan ke petugas kesehatan bila mengidap gejala-gejala
pernapasan, infeksi mata, dan gejala flu lainnya.
* Dianjurkan juga agar petugas yang dicurigai punya potensi tertular ada
dalam pengawasan petugas kesehatan secara ketat. Ada yang menganjurkan
pemberian vaksin influenza, penyediaan obat antivirus, dan pengamatan
perubahan secara serologi pada pekerja ini.